Thursday, October 10, 2013

Pengukuran Sistem Pendengaran

Telinga merupakan organ pendengaran dan keseimbangan. Terdiri dari telinga luar, tengah dan dalam. Telinga manusia menerima dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan di analisa dan di intrepretasikan. Cara paling mudah untuk menggambarkan fungsi dari telinga adalah dengan menggambarkan cara bunyi dibawa dari permulaan sampai akhir dari setiap bagian-bagian telinga yang berbeda.
Dalam Setiap aktivitas yang terjadi sehari-hari, telinga merupakan salah satu indera yang sangat dibutuhkan untuk menunjang komunikasi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Sehingga Pengukuran Sistem Pendengaran dikatakan perlu, apabila seorang individu ingin mengetahui tajam pendengarannya, ataupun ketika seorang individu merasakan adanya gejala gangguan pendengaran. Dalam mengukur fungsi pendengaran sendiri ada berbagai cara yang bisa kita lakukan, dengan menggunakan alat atau tanpa menggunakan alat. Jika kita ingin menggunakan alat kita bisa menggunakan garpu tala sebagai sarana utama dengan berbagai tes yang ada, seperti menggunakan tes  Rinne, tes Weber dan juga tes Schwabach.
Selain menggunakan garpu tala, Kita juga bisa menggunakan tes audiometri untuk mengetahui ambang pendengaran kita. Tes bisik juga merupakan salah satu tes yang dianjurkan dalam pengukuran sistem pendengaran.
a)      Tes Rinne
Tujuan kita melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga OP (orang percobaan).
Ada 2 cara melakukan tes Rinne, yaitu :
·         Cara yang pertama ialah Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid OP (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah OP tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan di depan meatus akustikus eksternus OP. Tes Rinne positif jika OP masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes Rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya.
·         Cara yang kedua ialah Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid OP. Segera pindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada OP apakah bunyi garpu tala di depan meatus akustikus eksterna lebih keras daripada di belakang meatus akustikus eksterna (planum mastoid). Tes Rinne positif jika OP mendengarnya lebih keras. Sebaliknya tes Rinne negatif jika pasien mendengarnya lebih lemah.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Rinne yang kita lakukan, yaitu :
-          Normal , Jika tes Rinne positif.
-          Tuli konduktif, Jika tes Rinne negatif.
-          Tuli sensorineural , Jika tes Rinne positif.
Kesalahan pemeriksaan pada tes Rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalahan dari PP (Pemeriksa) misalnya meletakkan garpu tala tidak tegak lurus, tangkai garpu tala mengenai rambut OP dan kaki garpu tala mengenai aurikulum PP. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid OP tebal.
Kesalahan dari OP misalnya OP lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garpu tala saat kita menempatkan garpu tala di planum mastoid OP. Akibatnya getaran kedua kaki garpu tala sudah berhenti saat kita memindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksterna.
b)     Tes  Schwabach
Tujuan kita melakukan tes Schwabach adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara PP dengan OP.
Cara kita melakukan tes Schwabach yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz lalu meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid PP (pemeriksa). Setelah bunyinya tidak terdengar oleh PP (pemeriksa), segera garpu tala tersebut kita pindahkan dan letakkan tegak lurus pada planum mastoid OP (Orang percobaan). Apabila OP masih bisa mendengar bunyinya berarti Scwabach memanjang. Sebaliknya jika OP  sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach memendek atau normal.
Cara kita memilih apakah Schwabach memendek atau normal yaitu mengulangi tes Schwabach secara terbalik. Pertama-tama kita membunyikan garpu tala 512 Hz lalu meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid OP. Setelah OP tidak mendengarnya, segera garpu tala kita pindahkan tegak lurus pada planum mastoid PP. Jika PP juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach normal. Sebaliknya jika PP masih bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach memendek.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Schwabach yang kita lakukan, yaitu :
-          Normal. Schwabch normal.
-          Tuli konduktif. Schwabach memanjang.
-          Tuli sensorineural. Schwabach memendek.
Kesalahan pemeriksaan pada tes Schwabach dapat saja terjadi. Misalnya tangkai garpu tala tidak berdiri dengan baik, kaki garpu tala tersentuh, atau OP lambat memberikan isyarat tentang hilangnya bunyi.
c)      Tes Weber
Tujuan kita melakukan tes Weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien.
Cara kita melakukan tes Weber yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis median (dahi, verteks, dagu, atau gigi insisivus) dengan kedua kakinya berada pada garis horizontal. Menurut OP, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras.
Jika telinga OP mendengar atau mendengar lebih keras pada 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua telinga OP sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Weber yang kita lakukan, yaitu :
-          Normal. Jika tidak ada lateralisasi.
-          Tuli konduktif. Jika OP mendengar lebih keras pada telinga yang sakit.
-          Tuli sensorineural. Jika OP mendengar lebih keras pada telinga yang sehat.
Misalnya terjadi lateralisasi ke kanan maka ada 5 kemungkinan yang bisa terjadi pada telinga OP, yaitu :
1)      Telinga kanan mengalami tuli konduktif sedangkan telinga kiri normal.
2)      Telinga kanan dan telinga kiri mengalami tuli konduktif tetapi telinga kanan lebih parah.
3)      Telinga kiri mengalami tuli sensorineural sedangkan telinga kanan normal.
4)      Telinga kiri dan telinga kanan mengalami tuli sensorineural tetapi telinga kiri lebih parah.
                        5)   Telinga kanan mengalami tuli konduktif sedangkan telinga kiri mengalami tuli sensorineural.

No comments:

Post a Comment