Sunday, October 6, 2013

Autisme

Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Ada pula yang menyebutkan bahwa autis adalah gangguan perilaku yang luas dan berat, mencakup bidang komunikasi, interaksi sosial, perilaku motorik, emosi, dan persepsi sensorik yang banyak ditemukan pada anak-anak. Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
-          Interaksi sosial,
-          Komunikasi (bahasa dan bicara),
-          Perilaku-emosi,
-          Pola bermain,
-          Gangguan sensorik dan motoric
-          Perkembangan terlambat atau tidak normal.
Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.
Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.
Autisme dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder R-IV merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung PDD (Pervasive Development Disorder) di luarADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan ADD (Attention Deficit Disorder). Gangguan perkembangan perpasiv (PDD) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan di bawah (umbrella term) PDD, yaitu:
1.      Autistic Disorder (Autism) Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas.
2.      Asperger’s Syndrome Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata.
3.      Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS) Merujuk pada istilah atypical autism, diagnosa PDD-NOS berlaku bila seorang anak tidak menunjukkan keseluruhan kriteria pada diagnosa tertentu (Autisme, Asperger atau Rett Syndrome).
4.      Rett’s Syndrome Lebih sering terjadi pada anak perempuan dan jarang terjadi pada anak laki-laki. Sempat mengalami perkembangan yang normal kemudian terjadi kemunduran/kehilangan kemampuan yang dimilikinya; kehilangan kemampuan fungsional tangan yang digantikan dengan gerakkan-gerakkan tangan yang berulang-ulang pada rentang usia 1 – 4 tahun.
5.      Childhood Disintegrative Disorder (CDD) Menunjukkan perkembangan yang normal selama 2 tahun pertama usia perkembangan kemudian tiba-tiba kehilangan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai sebelumnya.
Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para penyandang autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan hingga terberat sekalipun.
1.      Hambatan dalam komunikasi, misal: berbicara dan memahami bahasa.
2.      Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
3.      Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.
4.      Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.
5.      Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang tertentu
Terlepas dari berbagai karakteristik di atas, terdapat arahan dan pedoman bagi para orang tua dan para praktisi untuk lebih waspasa dan peduli terhadap gejala-gejala yang terlihat. The National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) di Amerika Serikat menyebutkan 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan perlunya evaluasi lebih lanjut :
1.      Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan
2.      Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural (menunjuk, dada, menggenggam) hingga usia 12 bulan
3.      Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 16 bulan
4.      Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan di usia 24 bulan
5.      Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi sosial pada usia tertentu

Simtoma Klinis Menurut DSM IV
A.    Interaksi Sosial (minimal 2):
1.      Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju
2.      Kesulitan bermain dengan teman sebaya
3.      Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat
4.      Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah
B.     Komunikasi Sosial (minimal 1):
1.      Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal
2.      Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris
3.      Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip
4.      Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi social
C.     Imaginasi, berpikir fleksibel dan bermain imaginatif (minimal 1):
1.      Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan, baik intensitas dan fokusnya
2.      Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna
3.      Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari suatu benda

No comments:

Post a Comment