Monday, September 30, 2013

Tunagrahita

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Istilah bahasa asing yang digunakan diantaranya adalah mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective, dan lain-lain.
Tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal. Karakteristik umum tunagrahita diantaranya adalah keterbatasan intelegensi, keterbatasan sosial, keterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya.
                                   Klasifikasi anak tunagrahita adalah sebagai berikut :
a.                  Tunagrahita ringan
          Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet, sedangkan menurut skala Weschler memiliki IQ 69-55. Mereka masih bisa belajar membaca menulis, dan berhitung sederhana. Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik, anak tunagrahita ringan dapat memperoleh penghasilannya sendiri. Pada umumnya anak tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan fisik. Mereka secara fisik tampak seperti anak normal pada umumnya.

b.                  Tunagrahita Sedang
Anak tunagrahita sedang disebut juga embesil. Kelompok ini memiliki IQ 51-36 pada Skala Binet dan 54-40 pada Skala Weschler. Anak tunagrahita sedang hanya bisa mencapai kemampuan mental seperti anak tujuh tahun. Mereka dapat dididik mengurus diri sendiri, melindungi diri dari bahaya, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dan sebagainya. Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti belajar berhitung,menulis, membaca, dsb. Dalam kehidupan sehari-hari anak tunagrahita sedang membutuhkan pengawasan yang terus-menerus.
c.                   Tunagrahita Berat
      Kelompok anak tunagrahita berat sering disebut idiot. Kelompok ini dapat dibagi menjadi tunagrahita berat dan sangat berat. Tunagrahita berat memiliki IQ antara 30-20 menurut Skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala Weschler. Tunagrahita sangat berat memilik IQ di bawah 19 menurut Skala Binet dan IQ di bawah 24 menurut SkalaWeschler. Kemampuan maksimal yang dapat dicapai kurang dari tiga tahun. Anak tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total dalam hal bina diri, bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.
Level
Keterbelakangan
IQ
Stanford Binet
Skala Weschler
Ringan
68-52
69-55
Sedang
51-36
54-40
Berat
32-20
39-25
Sangat Berat
> 19
> 24


Sedangkan secara klinis, tunagrahita dapat digolongkan atas dasar tipe atau ciri-ciri jasmaniah sebagai berikut :
a.                Sindroma down – mongoloid; dengan ciri-ciri wajah has mongol , mata sipit dan miring , lidah dan bibir teba dan suka menjulur jari kaki melebar, kaki dan tangan pendek, kulit kering , tebal, kasardan keriput, dan susunan geligi kurang baik.
b.              Hidrosefalus (kepala besar berisi cairan); dengan ciri kepala besar, raut muka kecil, tengkorak sering menjadi besar
c.             Mikro sefalus dan makro sefalus dengan ciri-ciri ukuran kepala tidak proporsional (terlalu kecil dan terlalu besar)
`                                  
Tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
a.                   Genetik
·               Kerusakan atau kelainan biokimiawi
·               Abnormalitas kromosomal
·               Anak tunagrahita yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada umumnya adalah sindroma down dengan IQ antar 20 – 60 dan rata-rata memiliki IQ 30 – 50
b.                  Pada masa sebelum kelahiran
·               infeksi rubela
·               faktor resus
c.                   Pada saat kelahiran
Retardasi mental atau tunagrahita yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi pada saat kelahiran adalah luka-luka pada saat kelahiran, sesak napas, dan lahir prematur.
d.                  Pada saat setelah lahir
Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya : meningitis (peradangan dalam selaput otak) dan problema nurisi yaitu kekurangan gizi misanya : kekurangan protein yang diderita bayi dan awal masa kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita
e.                    Faktor sosio kultural
Sosio kultural atau sosial budaya lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan intelektual manusia
f.                   Gangguan metabolisme atau nutrisi
·               Pheniketanuria. Gangguan pada metabolisme asam amino, yaitu gangguan pada enzim peniketo nuria
·               Gargoylisme. Gangguan metabolosme SACCHAride dalam hati, limpa kecil,
·               Cretinisme. Gangguan pada hormon tiroid yang dikenal karena defisiensi yodium.